Saya lagi suka menulis artikel
Etika Komunukasi dalam Media Sosial, Saring Sebelum Sharing
Senin, 30 Juni 2025 23:14 WIBBagaimana sih etika dalam berkomunikasi? nah gini etika dalam berkomunikasi, sebelum kita berkomunikasi kita harus mengsaring informasi dahulu.
***
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat telah membawa perubahan besar dalam pola hidup masyarakat modern. Salah satu dampak nyata dari kemajuan tersebut adalah kemunculan media sosial sebagai ruang publik digital yang kuat dalam membentuk interaksi sosial, menyebarkan informasi, dan membangun opini publik. Tidak hanya orang dewasa, remaja, khususnya di tingkat Sekolah Menengah Atas, kini menjadi pengguna aktif media sosial dalam keseharian mereka.
Media sosial memang menyediakan ruang untuk berekspresi, memperluas jejaring, dan menyampaikan pendapat. Namun di sisi lain, kebebasan yang ditawarkan juga menyimpan risiko besar apabila tidak diiringi dengan pemahaman etika berkomunikasi yang baik. Fenomena oversharing atau perilaku membagikan informasi pribadi secara berlebihan serta penyebaran berita hoaks adalah contoh nyata dari penggunaan media sosial yang tidak bertanggung jawab dan berpotensi memicu masalah sosial, bahkan pelanggaran hukum.
Oversharing kerap terjadi ketika individu membagikan informasi pribadi tanpa mempertimbangkan dampak atau potensi ancaman yang mungkin timbul. Padahal, data pribadi seperti alamat rumah, nomor telepon, atau aktivitas keseharian bisa dimanfaatkan oleh pihak tidak bertanggung jawab untuk tindakan kejahatan digital seperti penipuan, peretasan, bahkan doxxing yakni penyebaran data pribadi ke publik untuk menjatuhkan reputasi seseorang.
Selain itu, rendahnya literasi digital dan lemahnya etika bermedia sosial telah membuat ruang maya dipenuhi konten negatif, ujaran kebencian, dan penyebaran hoaks. hoaks tidak hanya menciptakan keresahan sosial, tetapi juga menjadi pintu masuk bagi penyebaran radikalisme dan ideologi ekstrem yang dapat mengancam persatuan bangsa.
Maraknya konten provokatif, berita palsu, dan ujaran kebencian di media sosial sebagian besar dipicu oleh perilaku masyarakat yang kurang bijak dalam menyaring informasi sebelum membagikannya. Padahal, ruang digital adalah ruang publik, di mana setiap komentar, unggahan, dan informasi yang kita bagikan bisa berdampak luas, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga bagi masyarakat.
Etika komunikasi di media sosial lebih dari sekadar berbicara dengan bahasa yang sopan. Etika digital mencakup sikap bertanggung jawab, kehati-hatian dalam menyampaikan pendapat, serta kepedulian terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan dari setiap aktivitas daring. Prinsip "Saring Sebelum Sharing" menjadi sangat relevan untuk diterapkan agar ruang digital tetap sehat, aman, dan bermanfaat.
Beberapa prinsip penting etika bermedia sosial yang wajib diterapkan adalah:
Hindari membagikan informasi sensitif seperti alamat rumah, nomor telepon, atau kehidupan pribadi tanpa izin. Data pribadi yang tersebar dapat disalah gunakan untuk tindakan kriminal.
Komentar atau unggahan harus menghindari ujaran kebencian, provokasi, atau penghinaan terhadap pihak lain.
Pastikan sumber informasi dapat dipercaya. Hindari menjadi bagian dari penyebaran hoaks atau informasi palsu yang dapat menyesatkan masyarakat.
Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) mengatur larangan penyebaran konten bermuatan SARA, kebencian, hoaks, maupun pencemaran nama baik. Melanggar ketentuan ini dapat berujung pada sanksi pidana.
Meskipun tidak saling mengenal, tetaplah berkomentar dalam koridor yang sopan dan wajar. Hindari menyindir atau berkata kasar, sebab komentar yang kita tuliskan bersifat publik dan dapat diakses siapa saja.

Penulis Indonesiana, mahasiswa ilmu komunikasi
0 Pengikut
Etika Komunukasi dalam Media Sosial, Saring Sebelum Sharing
Senin, 30 Juni 2025 23:14 WIB
Saring Sebelum Sharing
Senin, 30 Juni 2025 08:27 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler